Jakarta (Pinmas) – Kementerian Agama memasuki babakan
baru. Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin meluncurkan program budaya
kerja di kementerian yang sekarang dipimpinnya itu. Program ini meliputi
lima nilai kerja yaitu: integritas, profesional, inovasi, tanggung
jawab, dan keteladanan.
“Ini sejalan dengan amanat Presiden dalam
kabinet kerja ini terkait dengan revolusi mental,” kata Menag pada
launching acara di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng 3-4, Jakarta
Pusat, Kamis (6/11). Hadir Sekjen Kemenag Nur Syam, para pejabat eselon I
dan II, serta pendiri training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Ary Ginanjar.
Menag
mengatakan, nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan bersama setiap
pegawai di Kemenag, mulai dari atasan hingga bawahan. Nantinya akan ada
reward and punishment dalam menjalankan nilai-nilai tersebut.
“Nilai-nilai yang kita rumuskan, bukanlah yang datang begitu saja. Tapi
prosesnya ini bottom up. Jadi melalui pemetaan dengan melibatkan, tidak
hanya eselon, tapi juga guru-guru, beberapa kanwil di daerah, dan juga
proses diskusi, sehingga terjadilah perumusan lima nilai itu,” jelasnya.
Dikatakan,
ide merancang lima nilai tersebut bermula dari keinginannya yang ingin
mengembalikan citra dan kepercayaan baik Kemenag di mata publik dengan
dibuktikan dengan kinerja yang baik. Maka, upaya pelayanan kepada publik
berbasis akuntabilitas dan transparansi harus didukung oleh pelayanan
yang ikhlas dari seluruh pegawainya.
“Apalagi kita ini menyandang
kata agama yang dalam persepsi publik, agama itu sangat baik dan semua
pegawainya otomatis harus baik dan bermoral,” tuturnya.
Dijelaskan
Menag, integritas dapat dimaknai sebuah konsep yang menunjukan
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika,
integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan
seseorang.
Profesionalitas mencerminkan kompetensi dan keahlian.
Pegawai yang professional harus dapat mengemban amanahnya dengan baik
guna memperoleh proses dan hasil yang optimal.
Nilai berikutnya
yaitu inovasi. Menurut Menag seringkali dalam bekerja pejabat terjebak
pada rutinitas. Akibatnya tidak produktif bahkan berjalan monoton. Maka
nilai inovasi hadir untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi
masyarakat.
“Kemudian tanggung jawab dan keteladanan menjadi dua
nilai wajib. Kita harus mewujudkan keteladanan, penting karena kita
Kementerian Agama,” kata Menag.
Menurut Menag, kelima nilai ini
sangat sesuai dengan tageline Kemenag ‘Ikhlas Beramal’. Dia berharap
nilai ini tidak menjadi slogan saja, namun bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam lingkungan kerja. “Bisa juga
dijadikan sebagai pedoman, bahkan guideline yang menuntun kita semua
kearah mana akan menuju, dan nilai apa yang akan kita tegakkan di
Kemenag ini,” jelas Menag.
Kelima nilai ini juga harus bisa
menjadi ruh dan jiwa yang selalu menyemangati seluruh aparatur ketika
berkiprah di Kemenag dan memberikan layanan kepada masyarakat. Untuk
membumikannya, Menag mengaku akan membangun membangun sistem, agar
nilai-nilai tidak sekedar slogan, tapi aplikatif. “Sistem harus
dibangun, disatupadukan dengan kepemimpinan (leadership) yang baik,”
tegasnya. (ks & arief/mkd/mkd) klik Sumber